AIR CONDITIONER,KULKAS,FREEZER,DIZPENSER,MESIN CUCI,SERVIS M&E INSTALATION LISTRIK,JUAL/BELI Ac Abdul Rakhim( 0813 86020215 )Jl.Joe No.06.jaksel 12610 telep.(021)727 0928-(021)95497489

Senin, 31 Januari 2011

Acsplit

jual ac split berbagai merek dapat bonus pipa 3 meter + kabel breket 3 meter + pasang +garansi 3 bln dari pasang.dengan harga (1.300.000)

Minggu, 30 Januari 2011

Selamat Datang di Rumah Cyber OW Guci Tegal






Selamat Datang di Rumah Cyber OW Guci Tegal



Obyek Wisata Guci di Kabupaten Tegal yang terletak 1500 dpl sangatlah tepat untuk berwisata bersama keluarga, karena udaranya yang sangat sejuk juga terdapat berbagai fasilitas yang memanjakan wisatawan.

GUCI DALAM LANGKAH SEJARAH

Guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian Utara, dengan ketinggian sekitar 1500 mdpl mempunyai udara yang sejuk dengan suhu sekitar 20 derajat celcius.

Cerita tentang Guci berawal dari sebuah pedukuhan yang bernama Kaputihan. Kaputihan berarti yang belum tercemar atau masih suci, yang berarti daerah Kaputihan belum tercemar oleh agama dan peradaban lain. Istilah kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah beliau yang di kenal dengan Kyai Ageng Klitik (Kyai Klitik) yang nama sesungguhnya adalah Raden Mas Arya Wiryo cucu Raden Patah bangsawan dari keraton Mataram Ngayogjokarto Hadiningrat asal dari Demak. Setelah Beliau Kyai Klitik menetap dan tinggal cukup lama di lereng Gunung Slamet (kampung Kaputihan) maka banyak warga berdatangan dari tempat lain sehingga kampung Kaputihan menjadi ramai.

Suatu ketika datanglah Syech Elang Sutajaya utusan Sunan Gunungjati (Syech Syarif Hidayatullah) dari pesantren Gunungjati Cirebon untuk syiar Islam.
Dan kebetulan di kampung Kaputihan sedang terjadi pagebluk (bencana alam, penyakit merajalela, tanaman diserang hama dsb), sehingga Beliau Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Allah SWT dengan semedi atau menyepi, maka datanglah gurunya (Sunan Gunungjati) atas izin Allah SWT memberi petunjuk, supaya masyarakat kampung Kaputihan meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT dengan menggelar tasyakuran, memperbanyak sedekah dan yang terkena wabah penyakit khususnya gatal - gatal agar meminum air dari kendi (guci) yang sudah di doakan oleh Sunan Gunungjati.

Dalam kesempatan itu pula Sunan Gunungjati berkenan mendoakan sumber air panas di kampung Kaputihan agar bisa dipergunakan untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Semenjak itu karena kendi (guci) berisi air yang sudah didoakan Sunan Gunungjati di tinggal dikampung Kaputihan dan selalu dijadikan sarana pengobatan. Maka sejak saat itu masyarakat sekitar menyebut - nyebut Guci - guci.

Sehingga Kyai Klitik selaku Kepala Dukuh Kaputihan merubahnya menjadi Desa Guci, dan beliau sebagai Lurah pertamanya.

Guci peninggalan Elang Sutajaya itu kini berada di Museum Nasional setelah pada pemerintahan Adipati Brebes Raden Cakraningrat membawanya ke museum.

Selamat menikmati panorama alam yang ramah di Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci Kabupaten Tegal.

Elly tran











Alasan Kenapa Perlunya Tidur Bugil


Jika ditanya, pakaian apa yang paling nyaman dipakai untuk tidur, rata-rata jawaban Anda pastilah: daster atau paduan tank top dan celana pendek. Bahan yang tipis dan minim mengurangi rasa gerah dan membuat Anda bebas bergerak.

Namun, apabila Anda butuh sedikit tantangan, bagaimana jika Anda lepaskan saja busana tidur Anda dan tidur telanjang? Dalam buku The Best Sex of Your Life karya Jennifer Hunt dan Dan Baritchi, digambarkan betapa tidur telanjang memberikan banyak manfaat. Sentuhan bahan seprai yang lembut pada kulit, atau sentuhan kulit Anda dan pasangan, akan mendorong peningkatan kehidupan seksual Anda. Simak berbagai manfaat lainnya sebagai berikut:

Melepaskan oksitosin
Hormon oksitosin dilepaskan ketika terjadi kontak kulit dengan kulit. Ketika kulit bersentuhan dari kepala hingga kaki sepanjang malam, Anda akan mendapatkan arus hormon yang bermanfaat. Beberapa manfaat oksitosin, antara lain, meningkatkan rasa sejahtera, menurunkan detak jantung, mengurangi hormon stres, meningkatkan rasa percaya, dan tentunya, dorongan seksual.

Bikin "mood" untuk bercinta
Banyak perempuan menolak berhubungan seks karena sedang enggak mood. Penyebabnya bisa karena kelelahan, takut anak sewaktu-waktu terbangun, atau apa pun yang mengganggu pikiran Anda. Padahal, menolak berhubungan hanya membuat perempuan merasa kesepian dan diacuhkan. Karena itu, sebaiknya Anda yang mengubah mood tersebut untuk bercinta. Caranya, meringkuk di bawah selimut dengan bodysuit yang sudah Anda miliki sejak lahir itu. Rasa berdesir pada kulit akan memberikan rangsangan seksual yang Anda butuhkan.

Terlihat erotis
Pria mana pun tak akan tahan melihat sang istri meringkuk di sisinya tanpa busana. Hal itu menjadi semacam undangan untuknya guna berhubungan seksual.

Menciptakan hasrat
Salah satu alasan utama perempuan tidak ingin berhubungan seks adalah ketimpangan dalam relasinya dengan pasangan. Ketika Anda merasa terpisah dari pasangan, Anda mungkin juga kehilangan hasrat untuknya. Nah, tidur telanjang bisa membantu mengatasi hambatan tersebut.

Menimbulkan ikatan
Ketika saling bersentuhan kulit di tempat tidur, Anda bisa meningkatkan rasa ikatan di antara Anda dan pasangan. Ingatlah ketika baru pertama berpacaran atau baru menikah dulu, inginnya selalu bersentuhan, kan? Semakin Anda menyentuh, Anda semakin merasa dekat dengan pasangan. Ikatan yang meningkat sama artinya dengan semakin sering bercinta.

Lebih sehat
Lebih sering berhubungan seks memberikan banyak manfaat kesehatan dan perkimpoian pun lebih berpeluang untuk bertahan lama. Anda tidak perlu bercinta setiap hari (kecuali Anda berdua memang menginginkannya), cukup beberapa kali saja dalam seminggu. Menghabiskan waktu setengah hingga satu jam sehari untuk bercinta bisa menjadi olahraga yang menyenangkan bagi Anda. Anda akan merasa lebih puas dengan hidup Anda, lebih bugar, dan lebih sehat!

Sabtu, 29 Januari 2011

ac split



cv bahtera jaya




cv bahtera jaya




www.unpad.ac.id



Reporter Unpad Raih Prestasi di SEAMEO-Australia Press Award 2010

Laporan oleh: Marlia

[Unpad.ac.id, 20/01/2011] Karya salah seorang reporter tim Unpad News & Information Center (UNIC) UPT Humas Unpad, Eka Bahtera, terpilih menjadi salah satu dari The Top 14 Articles pada ajang SEAMEO-Australia Press Award 2010 yang digelar oleh The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Karya tersebut berjudul “Konsep Panti Asuhan Tidak Efektif Bagi Perkembangan Anak?” atau yang dalam judul bahasa Inggrisnya Are Orphanages No Longer Effective for Child Development?”.

Eka Bahtera (Foto: Tedi Yusup)*

Ajang kompetisi ini telah berlangsung selama 10 tahun dan diikuti oleh para jurnalis dan komunikator pendidikan se-Asia Tenggara. Pada penyelenggaraan SEAMEO-Australia Press Award kali ini, panitia mengambil tema “Innovation in Education”. Tema ini mendukung komitmen SEAMEO untuk meningkatkan kerjasama regional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Asia Tenggara sejak berdirinya di tahun 1965.

Menanggapi prestasi yang diraihnya tersebut, Eka yang ditemui di Ruang UNIC UPT Humas Unpad, Gedung 1 Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (19/1), menjelaskan bahwa ia merasa sangat bangga dan tidak menyangka artikelnya akan terpilih pada ajang tersebut. “Saya merasa sangat senang dan tidak menyangka tulisan saya lolos. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman di tim UNIC UPT Humas Unpad, karena tanpa bantuan teman-teman saya belum tentu bisa lolos,” jelas alumni Jurusan Jurnalistik Ekstensi Fikom Unpad 2007 ini.

UNIC UPT Humas Unpad merupakan tim yang mengelola materi informasi dan berita terkait Unpad. Tim ini antara lain mengelola website Unpad di alamat www.unpad.ac.id, mengelola layanan electronic customer care melalui social media facebook.com/unpad dan twitter.com/unpad, serta mengelola penerbitan untuk kalangan internal berupa majalah Gentra dan Unpad e-Zine.

Karya yang ditulis Eka tersebut pernah dipublikasikandi www.unpad.ac.id pada 12 November 2010 lalu. Tulisan itu merupakan liputan kegiatan bertema “Optimalisasi Peran Pekerja Sosial dalam Melindungi Anak Indonesia Melalui Perencanaan Permanensi” yang dilaksanakan oleh FISIP Unpad di Jatinangor.

Prestasi ini tak urung mendapat apresiasi dari Kepala UPT Humas Unpad, Weny Widyowati S.Sos., M.Si. Saat ditemui di ruang kerjanya, Weny menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan Eka dalam ajang tersebut. “Selamat atas keberhasilan Eka, salah seorang anggota tim UNIC UPT Humas Unpad. Walaupun bukan juara pertama, tapi sudah diakui di tingkat ASEAN. Semoga ini menjadi motivasi bagi yang lain, walaupun dengan berbagai keterbatasan, tapi masih bisa meraih prestasi,”ujarnya.

Weny juga menyampaikan bahwa UPT Humas Unpad mendapat informasi tentang ajang tersebut cukup mendadak, bahkan nyaris batas akhir penutupan pendaftaran. Akan tetapi ia berterima kasih kepada pihak Pembantu Rektor V Unpad yang telah memberi kesempatan berpartisipasi pada ajang tersebut. “Kedepannya, bila ada para penulis dari fakultas yang mengikuti kompetisi tersebut, Humas Unpad akan memfasilitasi sehingga Unpad bisa mengirimkan lebih banyak peserta,” tambahnya.

SEAMEO-Australia Press Award 2011 ini diikuti oleh 11 negara anggota SEAMEO. Penilaiannya tertuju pada keunggulan dalam jurnalisme meliputi dampak, orisinalitas, detail dan substansi pelaporan, dan relevansi pendidikan dan Asia Tenggara. Kali ini yang berhasil menjadi juara adalah Melclaire Delfin dari Filipina. Selain itu, ada beberapa penulis dari Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia yang turut terpilih dalam The Top 14 Articles pada ajang tersebut. Informasi lebih lanjut tentang ajang tersebut dapat diakses di http://www.seameo.org/. (eh)*
Sebelumnya

* Pembangunan Gedung Rektorat di Jatinangor Siap Masuki Tahap Dua
* Menggali Info Penting Penelitian Melalui Refworks dan COS
* Nantikan Keunikan Duet Ubun Kubarsah – Ganjar Kurnia di Syair Keur Syiar


Sesudahnya

* Panitia Perpanjang Pengisian Biodata Online SNMPTN Jalur Undangan Hingga 15 Maret 2011
* Semuel Samson, “Unpad Kampus Pertama di Indonesia yang Bekerja Sama dengan Kampus di Serbia”
* Unpad dan P4TK Tandatangani MoU Program Peningkatan Vokasi Berkelanjutan




Jumat, 28 Januari 2011